Selasa, 04 Oktober 2011

Management Class - Department of Management, College of Economic and Management - Bogor Agricultural University

Lecturer: Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan (www.ujangsumarwan.blog.mb.ipb)

Adik Putri Sarah - Departement of Economics, College of Economics and Management - Bogor Agricultural University 

Session 5
1 tahun. Waktu sepanjang 365 hari akan terasa sangat pendek ketika kita memiliki sasaran hidup begitu banyak. Apalagi bagi kita, kalangan mahasiswa, yang masih muda dan memiliki banyak mimpi. Untuk saya pribadi, dalam 1 tahun ke depan mungkin tidak akan banyak terjadi perubahan pada diri saya. Tetapi saya memiliki beberapa sasaran yang harus saya capai tahun depan. Tahun depan saya sudah menjadi mahasiswa tingkat 3. Sudah semakin menua. Hal yang pertama melintas, IPK saya di semester 5 harus bisa mencapai angka lebih besar dari 3.0. Menurut saya, hal ini tidak menjadi perkara yang mudah ketika anda merupakan mahasiswa IPB. Hal kedua yang ingin saya capai adalah saya ingin bisa menjadi mahasiswa yang aktif berorganisasi di kampus. Hal selanjutnya, saya ingin mayor ekonomi syariah (eksyar) di IPB semakin maju dan berkembang. Karena angkatan saya adalah angkatan pertama di mayor ini dan jumlah satu angkatan kamipun totalnya hanya mencapai 55 anak.
Sedangkan untuk waktu 4 tahun ke depan, saya berumur 23 tahun. Pada umur itu saya sudah harus lulus dan menyandang gelar SE. Dan pada umur itu saya sudah harus mendapat pekerjaan tetap di salah satu perusahaan besar. Sasaran pada 4 tahun ke depan jujur belum begitu tergambar di pikiran saya. Saya masih mencari nilai-nilai plus dalam diri saya untuk dijadikan potensi di masa depan nanti.

Rabu, 28 September 2011

Management Class – Department of Management, College of Economics and Management – Bogor Agricultural University

Lecturer: Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan (www.ujangsumarwan.blog.mb.ipb)

Adik Putri Sarah - Department of Economics, College of Economics and Management – Bogor Agrcultural University

Session 4 - Chapter 5 - Social Responsibility and Managerial Ethics
Pertanyaan:
Tanggug jawab perusahaan terhadap lingkungan sosial adalah suatu kewajiban. Salah satu konsep yang digunakan adalah Triple Bottom Line yang berpandangan untuk memperhatikan planet, people, dan profit. Apakah dampak positif yang dirasakan oleh perusahaan jika menerapkan konsep Triple Bottom Line?

Jawaban:
Banyak penilitian yang menunjukkan bahwa hubungan antara Triple Bottom Line (TBL) memiliki hubungan positif dengan finansial perusahaan. Hal ini disebabkan karena akan terbentuk pencitraan yang lebih baik bagi perusahaan yang melakukan TBL. Beberapa diantaranya adalah dalam menarik perhatian bagi para calon pelamar kerja ataupun menarik perhatian konsumen. Selain itu perusahaan akan lebih diterima oleh masyarakat dan pemerintah jika turut memperhatikan mengenai lingkungan hidup dan lingkungan sosial. Dampak positif lainnya, perusahaan akan mampu untuk membangun dan menjaga citra mereka sebagai perusahaan yang berperilaku baik. Begitupun dalam hal persaingan dengan produk lain. Dengan melakukan TBL, masyarakat akan lebih tertarik dan mengenali produk dari perusahaan tersebut sehingga produk tersebut mampu bersaing di pasar.

Rabu, 21 September 2011

Management Class - Departement of Management, College of Economic and Management - Bogor Agricultural University

Lecturer: Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan (www.ujangsumarwan.blog.mb.ipb)

Adik Putri Sarah - Department of Economics, College of Economics and Management - Bogor Agricultural University 


Session 3 - Chapter 4 - Managing In a Global Environment
Pengaruh peran globalisasi dalam suatu perusahaan tentu tidak dapat dipungkiri. Globalisasi sendiri dapat membawa tantangan dan peluang. Tantangan yang dihadapi dapat berupa keragaman budaya, sedangkan peluang yang didapat bisa berupa pengembangan pasaran produk.

Dalam menghadapi dunia global, terdapat beberapa bentuk sudut pandang. Beberapa diantaranya adalah: 
1. Sikap Etnosentris yang berpandangan lebih sempit dan tidak melihat perspektif orang lain
2. Sikap Polisentris yang berpandangan bahwa manager yang merupakan penduduk lokal di wilayah tersebut lebih berpotensi dibanding manager yang bukan penduduk lokal wilayah tersebut.
3. Sikap Geosentris yang memiliki orientasi dunia dan berpandangan bahwa tiap individu dapat bekerja dimana saja, bahkan hingga ruang lingkup internasional, asalkan individu tersebut memiliki skill. Saat ini sudut pandang yang secara mayoritas digunakan adalah sikap geosentris.

Hingga saat ini bentuk globalisasi yang banyak terjadi di Indonesia adalah Foreign Subsidiary. Bagi negera berkembang seperti Indonesia, bentuk globalisasi ini membawa kelebihan tersendiri yaitu dapat menarik investor dari luar negri. Namun bentuk globalisasi ini tetap harus diawasi oleh pemerintah secara intensif, karena jika tidak perekonomian di Indonesia bisa dikuasai oleh para investor dari luar negri. Selain itu terdapat bentuk globalisasi lainnya yaitu Aliansi Strategis dan Joint Venture.

Walaupun Indonesia masih merupakan negara berkembang, tetapi kemampuan SDM penduduk Indonesia sudah cukup banyak diakui oleh dunia internasional. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya WNI yang mampu bekerja dengan posisi tinggi di perusahaan asing baik di luar negri maupun di dalam negri. Yang cukup memprihatinkan adalah kemampuan bahasa asing yang kurang untuk bisa berkomunikasi dengan penduduk global. Belum lagi mindset yang tertanam hingga saat ini pada masyarakat kita, yaitu perasaan minder ataupun kurang percaya diri untuk berani melangkah ke dunia global. Untuk itu dua hal ini merupakan hal yang perlu kita perhatikan secara lebih, terutama bagi kita mahasiswa selaku tunas bangsa yang akan memajukan negri kita ke depannya :D

Selasa, 13 September 2011

Chapter 4 - Managing in a Global Environment

Dalam lingkungan global, tidak dipungkiri kemumgkinan terjadinya globalisasi. begitupun globalisasi dalam perusahaan. Bentuk globalisasi di antaranya adalah aliansi strategis dan joint venture.

Pertanyaan:
Menurut Anda manakah dari kedua bentuk globalisasi tersebut yang memeiliki pengaruh paling kuat di Indonesia? Berikan alasan Anda. 

Chapter 3 - Organizational Culture and the Environment The Constraints

Question :

Classroom have culture. Describe your classroom culture, using the seven dimension of organizational culture. Does your culture constraint your instructor? How?

Answer :

Menurut pandangan kelompok kami, dimensi budaya yang menonjol selama kelas perkuliahan adalah dimensi orientasi tim. Dimensi ini didasarkan pada kerjasama tim bukan secara individual. Bentuk kerjasama yang dapat dilihat berupa pengerjaan tugas secara berkelompok, saling berdiskusi dan mengutarakan pendapat, serta memberikan penjelasan kepada teman yang belum mengerti mengenai materi perkuliahan.

Dimensi oerientasi tim ini tidak menghambat dosen, sebaliknya dapat membantu dosen dalam proses perkuliahan. Dimensi orientasi tim banyak memberikan hal positif terhadap mahasiswa. Adanya dimensi ini seluruh mahasiswa dapat memahami materi perkuliahan sehingga dosen dapat mencapai tujuannya yaitu materi yang disampaikan dapat dipahami oleh mahasiswa dan diharapkan mendapatkan nilai yang baik pada saat ujian.

Rabu, 24 Agustus 2011

Management Class - Departement of Management, College of Economic and Management - Bogor Agricultural University

Lecturer: Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan (www.ujangsumarwan.blog.mb.ipb)

Adik Putri Sarah - Department of Economics, College of Economics and Management - Bogor Agricultural University 


Session 1
Kamis, 18 Agustus 2011
Hari itu adalah hari pertama saya mengikuti kelas pengantar manajemen (atau yang juga dikenal sebagai pengamen) yang diajar oleh Bapak Ujang Sumarwan. Beliau adalah salah satu dosen yang menurut saya memiliki cara mengajar yang menarikm Beliau mampu mengurangi rasa jenuh di kelas dengan selingan candaan ataupun cerita pengalaman yang menarik untuk diketahui. Hal lain yang menurut saya menarik adalah mengenai budgeting. Menurut saya budgeting adalah salah satu dasar dalam manajemen. Karena dengan melakukan budgeting maka sama dengan menerapkan manajemen dalam pembiayaan. Untuk saya pribadi, tidak mudah untuk melakukan budgeting secara baik dan benar dalam keseharian. Karena dalam melakukan budgeting diperlukan kedisplinan dan ketelitian. Budgeting menjadi penting dalam keseharian kita karena kita dapat mengetahui harga barang di pasar dan yang paling penting kita dapat mengetahui catatan keuangan kita selama periode tertentu.